Rabu, 07 November 2012

Iron Bars Shell (ibsh)

salah satu yang pantas untuk dicoba, kenapa? - ukuran file hanya 20kb - instalasi dan konfigarasi cukup mudah - hasil binary hanya 24kb, dan setelah di strip menjadi 20kb - sudah memenuhi kebutuhan (restriced shell for a bad user)
Silahkan untuk mereka yang ingin memenjarakan users-nya.
Instalasi: $ tar xzvf ibsh-0.3a-i386-linuxbsd-src.tar.gz $ cd ibsh-0.3a $ make ibsh $ make ibsh_install $ echo "/bin/ibsh" >> /etc/shells
$ useradd -gusers -s /bin/ibsh deRegen
Untuk perintah-perintah yang dapat dieksekusi (seperti: ping, ls) tambahkan di file $ vim /etc/ibsh/global.cmds ping ls
Sekarang user "deRegen" cuman bisa melakukan commands "ping|ls|logout"
lebih jauh dapat dilihat: http://ibsh.sourceforge.net/

http://linux.or.id/node/83

Linux Itu Tidak Sulit

Seperti semua hal, pada dasarnya selalu ada tingkatan untuk mengenal. Sistem operasi bukan perkecualian. Jika orang membeli komputer sekarang di Indonesia, mungkin hanya diperkenalkan oleh sistem operasi Windows saja. Bukan apa-apa, bajakan masih banyak dan pemberdayaan hukum dan kesadaran tentang hak cipta masih rendah.
Lalu pemakai Windows yang terbiasa pula menggunakan produk-produk bajakan lainnya untuk bekerja, seperti office suite, ketika disodorkan Linux, dahinya langsung berkerenyit. Linux menjadi barang aneh dan asing untuk digunakan. Sebenarnya terutama bukan soal antarmuka yang sedikit lain atau instalasinya, tapi lebih karena kesan tentang sesuatu yang rumit.
Ada yang berpendapat, Linux memang rumit, jadi hanya untuk tukang ngoprek dan yang punya banyak waktu otak-atik dan coba-coba saja. Kesan ini lebih menguat lagi, ketika disodorkan Linux distribusi tertentu, yang kebetulan memang perlu sedikit waktu untuk belajar dan membiasakan diri. Tak semua yang punya komputer atau bekerja dengannya, punya kemewahan waktu untuk menceburkan diri pada kurva pembelajaran Linux.
Padahal tak semua distribusi Linux sulit dipelajari. Pada distro-distro Linux LiveCD, kurva pembelajaran itu malah bisa dipangkas drastis. Jika hanya digunakan untuk bekerja, sekedar mengetik atau membuat presentasi, maka Linux LiveCD sudah dapat digunakan. Tidak ada prosedur instalasi sistem operasi, tidak ada proses konfigurasi, tidak perlu instalasi aplikasi tertentu, dan tidak harus membayar atau membajak. Jadi jika orang punya pendapat bahwa Linux itu sulit, tentu hanya karena orang itu belum kenal benar dengan Linux, malas belajar dan acuh tak acuh dengan urusan pembajakan karya cipta.
Apakah itu berarti Windows tak sulit? Tentu itu juga kesan saja. Dalam banyak hal Windows juga lebih sulit daripada Linux. Terutama jika dihubungkan dengan keamanan data. Bagi yang bergelut dalam dunia premrograman, berurusan dengan registry Windows, jelas bukan hal mudah. Registry Windows adalah tempat catatan konfigurasi semua program terinstalasi dan hal-hal penting dari sistem operasi. Bagi pengguna awam, jika setelah melakukan instalasi program tertentu, sulit untuk mengetahui apa saja yang sudah disalinkan pada saat instalasi ke dalam Windows kita, apa saja yang ditulis di registry, tanpa alat bantu (tool) tambahan.
Orang bisa memilih untuk menjadi masa bodoh dengan urusan itu, tapi jika sudah terhubung dengan jaringan seperti internet. Hm..., sikap itu berbahaya. Selalu ada cara bagi orang-orang jahat dari internet untuk mengorek-korek data anda. Yang sekedar iseng pun jauh lebih banyak lagi. Ancaman itu bisa berupa virus, trojan, spam, dan sebagainya. Ini soal teknis.
Hal itu tak pernah terjadi di Linux, selalu ada cara mudah untuk mengetahui apa saja yang dituliskan pada saat kita menginstalasikan sebuah program. Dan jika kita mau bersikap masa bodoh, tapi ingin tetap aman, masih ada pilihan lain, yaitu Linux LiveCD. Linux LiveCD hanya memperpendek proses belajar Linux dengan hanya tahu cara booting saja dan bahkan hanya diperlukan sebuah cd drive tanpa hardisk.
Dari total biaya kepemilikan, Linux jelas lebih unggul dari Windows. Meskipun bajakan, sebuah kantor ternyata membutuhkan sumberdaya lebih tinggi ketika semua pengguna Windows-nya yang malas terkena virus, PC-nya penuh trojan dan emailnya jadi sasaran empuk jutaan spam. Apakah di Linux tidak ada resiko seperti itu? Barangkali ada, tapi mengurusnya lebih mudah, dan ongkos yang dikeluarkan jelas jauh lebih murah. Lebih banyak alternatif yang bebas bayar di Linux? Jika puluhan komputer di sebuah kantor yang berbasis Windows tiba-tiba penuh trojan atau blue-screen, meski berlisensi, apakah anda bisa mengadu ke Microsoft soal itu? Jawabannya bisa anda cari di FAQ situs Micrososft tentang hal-hal seperti itu.
Tapi umumnya orang selalu benci dengan hal-hal yang asing. Orang tidak mudah mengubah kebiasaan. Barangkali ini adalah hukum kelembaman alam :) Jadi kalau sudah bergerak lama sulit untuk berhenti, kalau sudah berhenti lama sulit untuk bergerak, kalau sudah terbiasa membajak lama sulit menggunakan barang bukan bajakan, meskipun gratis. Dan untuk kasus Indonesia, agak sulit terlepas dari barang bajakan, karena barang bajakan tersedia murah dan mudah didapatkan. Dan yang tak kalah penting, orang Indonesia terutama, banyak yang justru tak siap dengan serbuan pilihan yang seabreg-abreg. Memilih adalah kemewahan, jadi ketika orang sudah dimiskinkan sampai sumsum darahnya, ketika tiba-tiba dihadirkan pilihan justru tak mampu bergerak membuat pilihan.
Hal-hal yang baik hanya bisa diterima mudah jika sudah diajarkan sejak dini. Maka pengenalan Linux terutama mestinya pada sekolah-sekolah dasar dan menengah. Linux bukanlah satu-satunya sistem operasi bebas bayar. Tapi ini adalah sebuah kerja luar biasa dari komunitas. Linux adalah kebersamaan. Semangat ini yang seharusnya diperkenalkan sejak dini. Adik-adik kita di sekolah dasar, tak akan protes ini dan itu, jika dari awal sudah kenal KDE/Gnome, kenal Mandriva atau Knoppix. Yang mereka tahu, kemudian adalah komputer dan sistem operasi dengan banyak kemungkinan. Selanjutnya mereka akan belajar memupuk kreatifitas dan rasa ingin tahu. Yang suka protes adalah pengguna-pengguna lama yang tua, malas belajar dan masa bodoh dengan keamanan datanya.
Sekali lagi, Linux itu tidak sulit. Kita toh tak perlu harus mengerti bagaimana cara mengkompilasi sendiri kernel dan mengatur semua detil konfigurasi mesin kita. Linux memberi banyak alternatif sesuai dengan kebutuhan. Ada banyak distribusi dan ada banyak pilihan. Jika memang perlu waktu sedikit untuk belajar menggunakannya, bukankah masih layak jika untuk kekayaan pilihan yang akan kita miliki, dengan atau tanpa membayar.

http://linux.or.id/node/280

Petunjuk Praktis LTSP (Linux Terminal Server Project)

bagi pemerhati LTSP, silakan baca petunjuk praktisnya berbahasa Indonesia: http://study2america.com/adiguna/ltsp/fedora_dan_ltsp.pdf
Dokumen tersebut berisi:
Proof-of-concept instalasi dan konfigurasi LTSP (Linux Terminal Server Project) 4.1.1 dengan Fedora Core 4 sebagai basis sistem operasinya. Selain dari instalasi dan konfigurasi LTSP di sistem operasi Fedora, dokumen ini juga membahas SymbiontWorkstation Manager (SWM) 4.1.4, DireqCafe 3.0 dan CD PXES (Universal Linux Thin Client) 1.0 secara satu kesatuan.
Juga dibahas tentang WINE (Wine Is Not Emulator) untuk mereka yang tertarik untuk menjalankan aplikasi Windows di lingkungan Linux/LTSP. Dengan menggunakan WINE maka tidak diperlukan lagi sistem operasi Windows untuk menjalankan aplikasi Windows.
Gabungan dari empat perangkat lunak dan sistem operasi tersebut menghasilkan solusi lingkungan terminal terminal server yang bisa dihandalkan, mudah untuk diimplementasikan dan mudah pemeliharaannya. Bila instalasi dan konfigurasi awal sudah berjalan dengan baik maka untuk memelihara lingkungan LTSP ini tidak memerlukan orang yang ahli Linux. Dengan menggunakan web GUI (Graphical User Interface) maka tingkat pemula-pun akan mampu mengoperasikannya dengan baik.
Perangkat keras yang dipakai untuk klien LTSP sangat dianjurkan pakai kartu jaringan yang mendukung PXE (Preboot eXecution Environment) tetapi kalau tidak punya maka lihat solusi yang diberikan di lampiran A (Boot Klien LTSP dari CD PXES (Universal Linux Thin Client)). Saat ini tidak dicantumkan solusi untuk boot klien LTSP dari floppy ataupun harddisk.

http://linux.or.id/node/694

Ulasan singkat tentang OpenOffice.org

Modul pelatihan yang berhubungan dengan ulasan singkat ini bisa didonlot di www.ahardiena.uni.cc
OpenOffice.org adalah aplikasi perkantoran yang kini banyak digunakan oleh perusahaan baik di Indonesia maupun negara lainnya, hal ini dikarenakan aplikasi perkantoran ini mempunyai kemampuan multiplatform dan dapat digunakan dibanyak Sistem Operasi baik itu Microsoft Windows, Linux maupun Macintosh. Selain itu OpenOffice.org menggunakan basis Open Source sebagai basis pengembangannya membuat aplikasi ini cepat berkembang dan gratis.
Pada saat ini OpenOffice.org telah mencapai versi 2.0 dimana kemampuan yang dimilikinya sudah sangat jauh berbeda dengan versi-versi sebelumnya termasuk kemampuannya untuk memanfaatkan teknologi OpenDocument (odt) yaitu teknologi yang membuat dokumen dapat digunakan secara bersama-sama tidak saja berbeda sistem operasi, melainkan berbeda gadget/alat seperti Personal Computer, Personal Digital Assistant, Smartphone dan lain-lain.
Dengan banyaknya kemampuan yang dimilikinya OpenOffice.org ini, maka OpenOffice.org sangat tepat dipelajari dan dijadikan aplikasi perkantoran andalan anda dimasa depan.
Untuk mempelajari lebih jauh aplikasi OpenOffice.org bisa donlot modul pelatihannya di website saya, gratis buat personal atau modul kursus.

http://linux.or.id/node/697

Bagaimana membasmi virus dengan Linux?

ada trobel dengan komputer client yang kena virus? hmm.. pasti masalah dengan windowsnya neh :) (maklum komputer linux jarang jarang kena virus). btw kebanyakan antivirus base on windows tidak gratis alias bayar. nah disinilah solusi linux. karena ada ClamAV yang gratis dan up to date. Salah satu distro live yang menyediakannya adalah Mutagenix.
Mutagenix is a Linux live CD based on Slackware Linux and Linux-Live live CD build scripts. Base Slackware Rescue, Installation, Networking, Anti-virus
versi terbaru adalah versi Mutagenix 2.6.14.2-2.
ok, to the point, reboot computer windows yang terinfeksi, boot masuk ke mutagenix live cd. login dengan user root, password kosong.
setelah login langkah selanjutnya adalah mengupdate database antivirus dengan db terbaru. pastikan komputer telah tersambung dengan internet.
berikut perintah untuk setting dan mengaktifkan network supaya bisa tersambung ke internet:
# netconfig
# /etc/rc.d/rc.inet1 start

selanjutnya download update ClamAV terbaru. [ada 2 file: daily.cvd (sekitar 50 kb) + main.cvd (sekitar 2.7 Mb)]
buat direktori untuk menampung file database
# mkdir /download
ubah permission file
# chmod 777 /download
jalankan update via internet
# freshclam --datadir=/download/
kembalikan permission file
# chmod 755 /download
saat yang ditunggu tiba, lakukan scan.
# /usr/bin/clamscan --database=/download --infected --recursive --log=/var/log/virus-scan_report.txt /mnt/hda1
maksud perintah diatas:
scan partisi /mnt/hda1, memakai database /download, tampilkan pada layar hanya file file yang terinfeksi, lakukan rekursif di seluruh direktori dan subdirektori, simpan reportnya di file /var/log/virus-scan_report.txt
lama tidaknya proses tergantung jumlah file yang discan dan spek komputer.
btw perintah diatas relatif aman, karena file yang terinfeksi tidak langsung otomatis dihapus, melainkan diinformasikan saja.
opsi alternatif yang bisa digunakan:
# /usr/bin/clamscan --database=/download --verbose --bell --recursive --log=/var/log/virus-scan_report.txt /mnt/hda1

--verbose: tampilkan file yang saat ini sedang di scan
--beep: output suara saat ada file yang ditemukan terinfeksi

berikut contoh hasilnya..

Scan started: Sat Jan 7 23:51:22 2006
/mnt/hda1/windows/tool3.exe: Trojan.Downloader.Adload-6 FOUND
/mnt/hda1/windows/tool4.exe: Trojan.Downloader.Small-811 FOUND
-- summary --
Known viruses: 42104
Engine version: 0.87.1
Scanned directories: 342
Scanned files: 9147
Infected files: 2
Data scanned: 1520.93 MB
Time: 1123.916 sec (18 m 43 s)

kena virus? pake linux dong :) ~ linux rules

http://linux.or.id/node/754

Memilih Distro GNU/Linux

MEMILIH DISTRO LINUX MENURUT KECEPATAN KOMPUTER
KOMPUTER KECEPATAN RENDAH (486 ke bawah)
Komputer dengan spesifikasi prosesor intel 386/486, RAM 16 Mb,dengan hardisk kurang dari 1 GB, akan lebih cocok dan berjalan normal bila menggunakan distro yang relatif ringan dan gegas seperti Slackware dan turunannya (vector, slax, dll).
Slackware,dan turunannya memang didesain untuk gegas dan minimalist. Bila anda menginstal-nya dengan pilihan minimal (console), hanya diperlukan 50 Mb ruang hardisk. Untuk menginstal xwindow anda harus menambahkan kartu grafis dan ruang hardisk tambahan.
Walaupun tidak menutup kemungkinan menggunakan distro lain, dengan syarat tidak menggunakan desktop manager yang berat seperti GNOME, KDE, atau Enlightenment.
Akan lebih baik bila menggunakan desktop manager sekelas fluxbox,blackbox, atau iceWM.
KOMPUTER KECEPATAN MENENGAH (Pentium 1 - 2)
Komputer ber-prosesor Pentium 1 dan Pentium 2, dengan kartu grafis, RAM 64-128 Mb,dan hardisk 3-10 Gb. Baik bila di-instal Slackware, Debian, Redhat, Mandrake dengan menggunakan desktop yang ringan.
Bila anda ingin menggunakan GNOME atau KDE, konsekuensinya waktu loading-nya akan semakin lama dan agak lambat. Lebih baik anda menggunakan XFCE, IceWM, atau fluxbox.
KOMPUTER KECEPATAN TINGGI (PENTIUM 3 ke atas)
Komputer dengan kecepatan ini, bisa menggunakan distro mana-pun, tidak ada pantangan sama sekali.
TIPS MEMILIH DISTRO DARI ILMUKOMPUTER.COM
1. Ingatlah, perbedaan distr-distro Linux hanyalah pada cara instalasi, pemaketan program, file system, dan utilitas tambahan. Pada dasarnya semua distro menggunakan kernel yang sama, LINUX by Linus Torvalds.
2. Pilihlah distro yang mudah instalasinya, mudah dokumentasinya, banyak pengguna-nya disekitar anda, agar anda mudah belajar dan bertanya.
3. Pilihlah distro yang memiliki paket program sesuai kebutuhan anda. Dan, mungkin, jika anda peduli dengan lisensi, pilihlah distro yang hati-hati mem-paketkan program non-free.
4. Pilihlah distro yang memiliki support official maupun non-official. Manual,forum, update, upgrade, patch dan sebagainya, dan kalau bisa, gratis!.
Kalau masih bingung juga, coba dulu versi live-nya, seperti Ubuntu, Knoppix, Mandriva Move, dsb.

http://linux.or.id/node/954

Mengenal Partisi Di GNU/Linux

MEMAHAMI PARTISI HARDISK DI GNU/LINUX
Partisi adalah space/ruang dalam hardisk yang dibagi-bagi dengan kapasitas tertentu dengan file system tertentu.
Secara dasar, hardisk anda dapat dibagi menjadi maksimal 4 partisi primer. Dan salah satu partisi primer anda bisa digunakan sebagai partisi primer extended yang dapat di bagi menjadi partisi-patisi sekunder/logical partition. Partisi logika ini tidak memiliki batasan jumlah. Anda bisa membuatnya sebanyak mungkin. Asal hardisk-nya kuat! :-P.
Partisi adalah bagian yang amat esensial dalam GNU/Linux. Secara minimal, Linux hanya memerlukan dua partisi saja. Partisi Swap dan root (/).
Secara verbose (rinci), anda bisa saja membuat lebih dari dua partisi untuk GNU/Linux. Misalnya, partisi khusus untuk direktori /boot, /home, /usr, /bin, /var, /etc atau partisi tambahan lainnya.
Tapi, bagi pemula seperti saya, cukup membagi-nya menjadi 3 partisi saja. Partisi swap (2x RAM komputer saya), partisi root (/) untuk bernaungnya direktori lain, dan partisi /home untuk menyimpan data-data.
Partisi khusus untu direktori /home diperlukan untuk menghindari kehilangan data saat sistem anda crash dan perlu di-reinstalasi.
Setiap partisi memiliki kebutuhan file sistem (fs) tersendiri. Partisi swap ber-fs swap. partisi root (/) dengan kapasitas minimal 2 Gb, ber-fs (pilih saja) ext2, ext3 atau Reiserfs.
Bila anda meng-instal sistem operasi lain dalam komputer anda (multi-OS) anda akan membutuhkan partisi primer FAT/NTFS untuk Windows. Partisi primer BSD, untuk *BSD. Dan satu partisi swap untuk digunakan bersama-sama jika anda menginsta Linux lebih dari satu.
Mungkin anda juga membutuhkan sebuah partisi khusus untuk menampung dan mem-pertukarkan data-data, pastikan partisi ini ber-tipe FAT/FAT 32. File sistem jenis FAT/FAT 32 merupakan jenis file sistem yang dapat di baca dengan mudah oleh OS mana-pun.
 http://linux.or.id/node/955